Rabu, 26 November 2014

Kondisi Lingkungan Kota Bekasi


Kondisi lingkungan kota bekasi


Selayang Pandang

Pada perkembangannya kini sesuai dengan Perda No. 4 tahun 2004, Kota Bekasi mempunyai 12 kecamatan, yang terdiri dari 56 kelurahan, yaitu : Kecamatan Bekasi Barat, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatiasih, Kecamatan Bantar Gebang, kecamatan Jatisampurna, Kecamatan Medan Satria, kecamatan Rawalumbu, kecamatan Mustika Jaya dan kecamatan Pondok Melati.

Dukungan sarana transportasi darat di Kota Bekasi, terus dievaluasi dan dikembangkan. Bus dan stasiun KA Bekasi telah memiliki trayek cukup banyak sehingga mobilitas masyarakat, barang dan jasa sehari-hari dapat berjalan dengan lancar. Memiliki akses langsung ke pelabuhan Tanjung Priuk dan Bandara Soekarno Hatta melalui jalur bebas hambatan pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur melintasi Jakarta, atau sebaliknya. Posisi Kota Bekasi juga semakin penting berada di jalur tol Jakarta Cikampek setelah dibangunnya jalan tol Cipularang, yang menghubungkan secara cepat antara Bandung dengan Jakarta. Saat ini juga telah mulai dijalankan pengembangan jalan tol JORR (Jakarta Out Ring Road) yang menghubungkan tol Jagorawi dengan Cikunir.


Keadaan Iklim kota bekasi :
Berdasarkan pengamatan BMKG Halim Perdana Kusuma Tahun 2010 keadaan iklim di Kota Bekasi cenderung panas dengan curah hujan tertinggi terjadi  pada bulan September dan Oktober, yaitu masing-masing tercatat  346,8 mm  dan  519,1 mm  dengan jumlah hari hujan masing-masing 11 dan 13 hari.  Sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 83,6 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 2.  Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 23,6 – 34,2oC. Kondisi temperatur yang tinggi tersebut mengakibatkan kondisi lingkungan dan ruangan sangat panas. Total curah hujan bulanan tahun 2010 rata-rata mencapai sekitar 2.438  mm rerata kecepatan angin 8,37 km/jam (min 5,4 km/jam dan maks 13,7 km/jam), rerata kelembaban udara  sekitar 82 % (min 68,9% dan maks 91,2%). 

Pola curah hujan di Kota Bekasi  dipengaruhi oleh bentuk wilayah terutama kondisi morfologi regional yang relatif datar dengan kemiringan antara 0-2%, dengan bentuk miring kearah utara serta ketinggian antara 0 – 25 m di atas permukaan laut dengan daerah datar yang berawa. Jumlah curah hujan per tahun di kota Bekasi relatif tidak cukup banyak.  Musim hujan di Kota Bekasi berlangsung pada bulan November sampai dengan bulan Mei. Umumnya musim hujan di Kota Bekasi berlangsung lebih lama dibandingkan dengan musim kemarau. Kondisi musim Curah hujan di Kota Bekasi saat ini relatif tidak menentu, hal ini kemungkinan  disebabkan oleh iklim musim, musim pancaroba dan hujan konveksi (hujan lokal). Musim pancaroba jatuh pada bulan Maret dan Mei. Keadaan ini dipengaruhi oleh peredaran matahari yang menyebabkan terjadinya Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT).

Pencemaran air di kota bekasi
Air permukaan adalah badan air yang terbuka yang dapat berupa sungai, danau/ situ dan waduk. Sumber pencemaran terhadap air permukaan di Kota Bekasi terutama adalah industri, rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran, dan rumah tangga serta pasar tradisional yang membuang limbahnya langsung ke badan air. Limbah tersebut dapat menurunkan kualitas fisik, kimia, dan biologi air sungai. Air permukaan pada titik-titik tertentu, seperti pada areal pemukiman padat, lokasi penimbunan sampah, lokasi perbengkelan, dan industri, rawan terhadap pencemaran. Di lokasi pemukiman padat, air permukaan kemungkinan tercemar oleh bakteri yang berasal dari septic tank karena jarak antara sumur dengan septictank seringkali tidak memenuhi standar kesehatan, yaitu minimum 10 m. Di lokasi penimbunan sampah, lindi yang keluar dari sampah organik yang membusuk akan meresap ke dalam tanah dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas air sumur gali penduduk. Hal ini dijumpai pada sumur-sumur gali di sekitar tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Berdasarkan hasil kajian terhadap proses pengolahan air lindi dari proses pengolahan sampah, tidak ada yang memenuhi baku mutu  secara utuh. Kondisi ini terjadi pada pengolahan air lindi dari IPAS I, II, Ill dan IV TPA Bantar Gebang milik Pemda DKI. Terdapat empat parameter utama yang tidak memenuhi baku mutu yaitu derajad keasaman air (pH), zat padat terlarut, zat organik sebagai BOD dan COD serta golongan Nitrogen (amonium, nitrit, nitrat).
Ada beberapa faktor penyebab kondisi ini adalah kontinuitas sampah yang terus bertambah mengakibatkan kuantitas air lindi ikut bertambah. Karena kapasitas pengolahan yang didesain untuk memproses air lindi kapasitas tertentu menjadi over kapasitas, akibatnya terjadi penurunan efisiensi IPAS. Melihat kondisi seperti ini dari tahun sebelumnya juga maka sebaiknya dibangun lagi Instalasi Pengolahan Air Sampah untuk menampung air lindi yang bertambah banyak. Selain itu perlu dievaluasi terhadap kinerja IPAS yang ada saat ini apakah masih dapat ditingkatkan efisiensinya. Dengan demikian seluruh masalah air lindi dapat teratasi sehingga dapat menjaga kualitas lingkungan sesuai dengan baku mutu. 
Air permukaan di sekitar aktivitas perbengkelan juga berpeluang tercemar oleh ceceran oli bekas yang meresap ke dalam tanah. Sedangkan pada areal sekitar industri berpotensi tercemar oleh limbah industri. 
Kondisi air sungai besar di Kota Bekasi yang terdiri dari sungai Bekasi, Cileungsi, dan Cikeas masih ada beberapa lokasi sampling yang melebihi baku mutu. Penyebab kondisi ini adalah aktifitas manusia dan kehidupan sehari-hari membuang limbah domestik selain faktor lain yaitu aktifitas industri di ketiga sungai tersebut. Dampak dari kondisi ini akan merusak ekosistem perairan sungai. Komposisi cemaran terdisi dari parameter organik yang diwakili oleh BOD dan COD, parameter logam berat yaitu besi (Fe), derajat keasaman air (pH) dan bakteri coli. Dengan kondisi ini air sungai tidak memenuhi standar baku mutu sehingga tidak dapat dipergunakan sebagaimana peruntukannya.
Permasalahan lingkungan yang sampai saat ini tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia adalah sampah. Sampah  merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan barang sisa yang sudah tidak digunakan lagi dan harus dibuang. Dalam kamus lingkungan (1994) dikatakan bahwa Pengertian Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam  produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan. Secara umum sampah yang sering dijumpai dilingkungan masyarakat adalah sampah organik (mis: sampah dapur dan sampah restoran), sampah anorganik yang rentan terurai (mis: plastik, kaca) dan sampah industri yang berasal dari kegiatan industri.

Sampah yang tidak terurus dengan baik akan menyebabkan masalah yang tidak ada putus-putusnya, seperti menurunnya kesehatan, menurunnya nilai estetika, menimbulkan polusi udara sebagai akibat dari hasil pembakaran sampah secara terbuka, menyebabkan pencemaran air karena air pada sampah umumnya mengandung bahan kimia, bakteri dan kotoran yang dapat merembes dan menimbulkan pencemaran air. Kota-kota di Indonesia saat ini mengalami masalah sampah yang diakibatkan dari meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kebutuhan meningkat, masayarakat yang tidak disiplin, perubahan gaya hidup menjadi konsumerisme, serta meningkatnya penguasaan teknologi dan industri yang menimbulkan pencemaran sebagai akibat hasil sisa industri.

Seperti halnya Kota Bekasi yang memiliki 12 kecamatan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 2.084.000 dan belum termasuk penduduk sementara (sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi dalam Kota Bekasi dalam angka 2010), kota ini yang tidak hanya dijadikan wilayah pemukiman tapi juga kota perdagangan, jasa dan industri menyebabkan masalah sampah menjadi persoalan utama. Masalah yang dihadapi terkait sampah adalah tonase dan volume sampah yang terus meningkat. Pada tahun 2010 tonase sampah mencapai 138.346.45 ton dan volume sampah mencapai 553.665 meter kubik.


Kondisi lingkungan kemacetan kota bekasi 

Dengan 19 lokasi kemacetan, Kota Bekasi merupakan kawasan kemacetan tinggi di Jabodetabek. Pemerintah Kota Bekasi perlu mewujudkan program solusi kemacetan yang jitu dan utuh.  

Dinas Perhubungan Kota Bekasi pernah melansir data bahwa pada 2011 ada 11 lokasi kemacetan. Pada 2012 menjadi 17 lokasi dan pada 2013 menjadi 19 lokasi. Penambahan lokasi kemacetan diduga terkait pertumbuhan penduduk sekaligus peningkatan jumlah kendaraan pribadi. Namun, potensi kemacetan tidak dicegah dengan penambahan jalan dan penataan angkutan umum.  

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi-Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu yang dilantik pada Minggu (10/3/2013) menyatakan sanggup mengatasi kemacetan selama kepemimpinan periode 2013-2018. Dari pelantikan itu, kebijakan yang sudah terwujud ada dua. Pertama, pemberlakuan arus dua arah di Jalan Ir Juanda. Kedua, pembukaan jembatan layang KH Noer Alie Summarecon Bekasi. Prasarana itu menghubungkan Bekasi Barat dan Bekasi Selatan dari Jalan Ahmad Yani dengan Bekasi Utara. Sebelum ada jembatan layang, lalu lintas melalui Jalan Perjuangan dan Jalan Ir Juanda.  

Kebijakan arus dua arah ternyata menambah kesemrawutan di Jalan Ir Juanda. Lokasi macet yakni perempatan Stasiun bekasi, perempatan Bekasi Junction, pertigaan Juanda-Kartini, dan perempatan Lapangan Multiguna. Namun, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman mengklaim, kemacetan di Jalan Ir Juanda itu terurai dengan keberadaan jalan layang. Kendaraan dari Bekasi Utara tidak lagi harus melalui Jalan Perjuangan dan Jalan Ir Juanda untuk ke Bekasi Barat dan Bekasi Selatan.  














Daftar Penelusuran Kota Melalui Provinsi




Jumat, 21 November 2014

KPLI 010 PUISI PEMANASAN GLOBAL NO 10

What's wrong with the world?
Global warming has transformed the earth ..
Conscious or not, the Earth is in the change ..
We yag was instrumental in transforming and menaggulanginya ..

Let's move now, before it's too late ..

KPLI 010 PENDAPAT MENGENAI TINDAKAN INDONESIA TERHADAP DAMPAK EKSTRIM PEMANASAN GLOBAL " NO 9

I agree with the description of the steps the solution of the statement that today it is in need once the role of the caliphs this earth that we feel extreme impacts of unsustainable or better-reduced.

KPLI 010 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TIDAK BISA DIPERBAIKI NO 8

In my opinion, it is global warming happening now and difficult to eliminate. Since this is also due to all of us as human semjua could not keep and care for the earth. The earth is already tenodai, with global warming should we realize that what we did was not good, and our task today is just trying to minimize impacts.

KPLI 010 CARA UNTUK MENGANTISIPASI KENAIKAN AIR LAUT NO 7

This alternative was developed when the economic and environmental impacts due to sea level rise and flooding so great that cultivated area need to be shifted more away from the coastline. In extreme conditions, in fact, should be considered to avoid at all areas which have a very high vulnerability.
• Accommodation; This alternative is natural changes or adjustments to the risk of impact that may occur such as reclamation, building elevation or changes in agriculture into brackish water farming (aquaculture); inundated areas is inevitable, but is not expected to pose a serious threat to the safety of life, assets and socio-economic activities and the environment.

• Protection; This alternative has two possibilities, namely that are hard structures such as the construction of retaining wave (breakwater) or dams (seawalls) and which are soft structures such as mangrove revegetation or stockpiling of sand (beach nourishment). Although tend defensive against natural changes, this alternative needs to be done carefully by considering the natural processes that occur in accordance with the principle of "working with nature"

KPLI 010 DAMPAK KENAIKAN PERMUKAAN AIR LAUT NO 6

Rising sea levels will generally result in the following impacts:
1. increasing the frequency and intensity of floods
2. changes in ocean currents and the widespread destruction of mangrove
3. The expansion of sea water intrusion,
4. threat to socio-economic activities of coastal communities, and
5. The reduction in land area or loss of small islands.


KPLI 010 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL BAGI AKTIFITAS SOSIAL NO 5

Global average temperature at the Earth's surface has increased by 0.74 ± 0:18 ° C (1:33 ± 0:32 ° F) for a hundred years terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) concluded that, "the majority of the increase in global average temperatures since the mid-century the 20th most likely caused by increased concentrations of greenhouse gases due to human activities "[1] through the greenhouse effect. These basic conclusions have been raised by at least 30 scientific and academic bodies, including all national science academies of the G8 countries. However, there are some scientists who disagree with some of the conclusions of the IPCC stated.


KPLI 010 PEMANASAN GLOBAL TERHADAP SEKTOR PERTANIAN NO 4

Agriculture which is an activity or sector which relies on rainfall also be a problem with global warming. Due to the existence of global warming weather becomes unpredictable, thus affecting cropping patterns and estimation of agricultural products. The impact is felt among others, drought wetland, or even flood that inundated rice fields.

KPLI 010 HUBUNGAN ANTARA KONVERSI GLOBAL DENGAN PEMANASAN GLOBAL NO 3

One cause of the increase in CO2 is a greenhouse gas (GHG) emissions is the most important deforestation and burning of biomass and conversion of forest to non-forest land use. With this carbon stored in forest biomass is released into the atmosphere and the earth's ability to absorb CO2 from the air through photosynthesis is reduced forest. After cutting the forest, sunlight can be directly on the soil surface. With the rise in the temperature of decomposition of organic material above and in the ground at speed, so that the carbon stored terlepaslah organic material it. Clearing of forests in the tropics lately a lot going on, so timbulah allegations that tropical forests is a major cause of global warming. However, this issue should be reviewed in a holistic and historical perspective.

KPLI 010 KEGITAN YANG MEMBERIKAN SUMBANGAN TERHADAP PEMANASAN GLOBAL NO 2

some activities that contribute to global warming terhadapt, based on the level of which the largest percentage.
• Production and consumption of energy, is an activity that can not be separated or removed from the activities undertaken by humans. Provide ease human energy, which also affects the level of production. With the energy will make increased production, and produce waste, good air, liquid, or solid form.
• CFC, is a man-made gases are substances that are not flammable and not too toxic. A single molecule of CFC has a life span of 50 to 100 years in the atmosphere before it was abolished. Within approximately 5 years, CFC moving up slowly into the stratosphere (10-50 km). CFC molecule decomposes after mixing with UV light, and freeing CHLORINE atoms. The chlorine atom seeks to destroy ozone and produce OZONE HOLE ..
• Agriculture, agricultural expansion, logging the forest, making forest loss.
• Deforestation and land use change, will release the carbon stored in the biomass into the atmosphere to the earth's ability to absorb CO2, to be reduced.

• Industrial, industrial activities that produce various forms of pollution and mostly contain substances that can damage the ozone layer.

KPLI 010 PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA MENURUT SOEMARWOTO NO 1

According to Prof. Dr Ir. Otto Soemarwoto, Global warming is a global warming of the earth's surface temperature is rising due to the increase in the intensity of the greenhouse effect (ERK). While the greenhouse effect has an idea, is a process, in which the radiation emitted by the sun to the earth, and re-emitted by the earth, but is absorbed by certain gases, so basically ERK serves to maintain the temperature of the earth to keep warm. Relation to the notion of global warming is due to increased human activity, which produces a wide range of particles and gas - gas is wasted freely, has sparked a rise in temperature of the earth.


KPLI 009 HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KONDISI LINGKUNGAN DAN PENGELIOLAAN BAHAN KIMIA NO 8

Basic human needs are diverse and inexhaustible, will create innovation - innovation that greatly assist in meeting the human needs of today's high. However, on the other hand, the ease of the current perceived benefits, which would cause significant damage in the future. In this case, I take the example of the use of DDT. The food crisis that has ever happened in the world, with the level of agricultural products which are low, and the development of infectious diseases by insects, have made humans so impressed in the use of DDT as a solution to the problem that occurred at that time. Who thought that within a few years later, DDT has caused a lot of loss and damage to the environment and ecosystem. Surely this incident did not want to happen again, considering the environment that also have been damaged by human activity itself. So that the management of chemicals need to be given more attention, because human existence is very dependent on the environment.


KPLI 009 PENDAPAT MENGENAI KEBUTUHAN DASAR DENGAN KEBERADAAN LINGKUNGAN HIDUP NO 7

With the advent of environmental psychology and Ecopsychology, is associated with basic human needs in the environment. Because human needs are very diverse and very much influenced by internal factors, external and transcendental. Thus, is in need that environmental conditions must comply with the basic human needs.

KPLI 009 HUBUNGAN KEBUTUHAN FISIK MANUSIA DENGAN KONDISI LINGKUNGAN NO 6

The relationship is a human need physical protection, in the form of housing that is safe for habitation, free from state or natural order which may pose risks such as earthquakes, volcanic eruptions safe from, landslides and storm floods.

KPLI 009 KASUS KERACUNAN PANGAN NO 5

Food poisoning can occur cross-contamination from dirty environment to dream that has been cooked either directly or through intermediaries such as humans and animals, but it can also be caused by bacteria that thrive in the current fast food is stored and waiting a few hours on serve at room temperature before the next day. In accordance with the case of canned food, are actually related at all because canned food that we often buy in any supermarket or department we do not know for certain nutrient content or composition. So that our bodies are not directly tekontaminasi with hazardous substances that we do not really need.


KPLI 009 KETAHANAN DAN KEAMANAN PANGAN NO 4

In law No. 7 of 1996 on Food defined food security (food resistance). Food security was a condition of the fulfillment of physiological needs for households who reflected on the availability of food, water and air are sufficient, both in quantity and quality, safe, equitable, and affordable (Soerjani, et al, 2006). Food security is defined as the condition itself and the effort required to prevent food from possible damage, pollution biology, chemistry, and other objects that may interfere with, hurt, and endanger human health.

KPLI 009 PENGELOMPOKAN KEBUTUHAN MANUSIA YG PALING HAKIKI NO. 3

The most essential human needs can be classified as physiological needs, physical and pisikologi. Physiological condition is the fulfillment of food to the people who are known by the term food security (food security), in addition to the physiological needs for water and air, in particular oxygen (O2). Physical needs include perlindunga and tranquility, while the psychological needs, which include solving problems associated with psychiatric arising from the environment.

KPLI 009 GAYA HIDUP ASLI MANUSIA NO. 2

Die ursprünglichen menschlichen Jäger und Sammler Lebensstile sind in die Savanne angepasst, deuten darauf hin, dass die Szene in der menschlichen Evolution. Sonstige Human Lebensstil ist Nomadentum (migrieren) und Siedlungen in den Himmel durch gute landwirtschaftliche siedelt.

KPLI 009 PENDAPAT MENGENAI ASAL USUL MANUSIA KAITANNYA DENGAN EKSISTENSI MANUSIA DAN PERADABAN SEJARAH" NO. 1

My opinion is, in fact, the story we are told that the parents came from our ancestors, where our ancestors Monkey / Chimpanzee, such paleontropologis studies done. But it all began with a greeting between the mouth only. Logically, I do not think it makes sense, because people today have given birth to the nature of each with the permission of Allah, which is described in the newspaper,
Knowing that we have introduced a long time does not have a similar living species to humans as Homo habilis, Homo erectus and Homo sapiens, etc. It was not clear from the story And if so why this time chimpanzees are not treated as the story says that they are the ancestors us. In accordance with this civilization, in my opinion is more accurate that it was not a revolution of our ancestors, but the original human creation that God created the universe respectively.

Rabu, 12 November 2014

KPLI MODUL 8


ENGLISH VERSION

1.      Man was created by God with the two advantages. Brain to think and the heart / liver for callous. Internal device of human form, the brain is composed of 1 trillion cells, of which 100 billion of which play a direct role in the process of thinking, and is equipped with the heart, and external devices such as physical, which supports human tasks as inheritors of the earth.
2.      With the completion of the organs of his brain as a function of thinking, humans exploit their environment. But the process was mostly beyond the limits of exploitation, so that beyond the environmental balance. Humans should be thinking and feeling in exploiting the environment. Due to only think with economic motives, then hundreds of millions of hectares of forest were destroyed, the entire flora and fauna extinction due to forest exploitation by humans both traditional and using modern tools that lead to environmental damage. Hence the need to interact and exploit the environment are not just thinking motive for the economy, but the need for motive and thinking for the welfare and blessings.
3.      The difference is that economic motives in interacting with the environment, there is the search for profit as much as possible without considering the environmental preservation. While the motive of prosperity and blessing in interacting with the environment, this motif is very prioritize environmental preservation.
4.      Act No. 23 of 1997 on Environmental Management, stated that the environment is a unity with all things space, power, state, and living things, including humans, and behavior that affect the survival of livelihoods and human well-being and other living organisms.
5.      LMU environment (environmental science or envirology) is the study of the environment. Environmental science is a combination of concepts and principles of various sciences (especially ecology, science: biology, biochemistry, hydrology, oceanography, meteorology, soil science, geography, demography, economics and so on), which aims to study and solve problems concerning the relationship between creatures with the environment. Environmental science is a translation or applied ecology.
6.      The environmental analysis is all the objects, conditions, circumstances, and influences are present in the room in which we live and affect living things, including human life. I think the development of environmental studies in Indonesia over time began to be influenced by foreign cultures, but the Indonesian people think I have started implementing a disciplined life, it really was affecting the environment, because the life of discipline will lead to a comfortable living environment and safe in my opinion.
7.      environmental science is the study of the place of human beings who deserve their environment. While studying the ecology is the science that ttg interaction between living things and interaction between living things with their environment. The difference lies in the mission to look for ttg thorough knowledge of human nature and the impact of treatment thdp environment, in order to raise awareness and tggung jwb in environmental management.
8.      Linkages with political ecology that raises many philosophical Ecology powerful with political movements, including the conservation movement, health, environment and ecology that we know today. When everything is combined with the peace movement and the Six Principles, called the green movement. Generally, taking the first ecosystem health in the list of man's moral and political priorities, such as the way for achieving human health and social harmony as well as for better economic welfare.
- Ecological and economic linkages can be explained that that the study of economics is the study of how humans make life and ecological studies to learn about how each other and other animals make life.
- Linkages ecology with anthropology adalahekologi compared to anthropology, because both use many methods to learn the one thing we can not live without it. Anthropology is about how our bodies and minds are affected our environment, ecology is about how our environment is affected our body and mind.
9.      About me regarding environmental education is environmental education plays an important role to preserve the environment because we have education about the environment, we can preserve and maintain the environment around us.
10.  My opinion regarding environmental knowledge is the knowledge we have about the environment, we can have the potential to:
- Managing natural resources with sustainable development
- Conducting environmentally sound development
- Plan, organize and utilize basic spatial ecology
- Prevent, analyze and mitigate the impact of
- Thinking, behave and act as a development environment.
11.  - Development of environmentally sound is a conscious effort and plans to use and manage resources wisely in a planned and sustainable development to improve the quality of life.
- An ecosystem is an ecological system that is formed by the reciprocal relationship between creatures hidupdengan inseparable environment
- Resources are a potential value that is owned by a particular material or element in the life
- Environmental pollution is the introduction of a living being, energy substances, and or other components into the environment, or changing the order of the environment by human activities or natural processes so that the quality of the environment down to a certain level which causes the environment to be less or no longer works as intended.
12.  The opinion or opinions in the case studies of people's participation in indigenous territories and BBSNP semende above include:
- Determination BBSNP.
- Protected areas south mountain chain was originally designated in 1935 as wildlife refuges, through Besluit Van der Gouvernour-generat Van Nederlandesh indie No. 48 stbl. First in 1935 with the name SS (south Sumatra 1) subsequently, on 1 April 1979 BBS region (southern mountain chain) to obtain status as a natural area. In 1982 dated October 14 confirmed the status of the region as a national park through an affidavit agriculture minister, then in 1997 through forestry ministerial decree 185 / Kpts-2 / on 31 March 1997 to change the name of a national park south mountain chain (BBSNP)
- Semende indigenous territories.
- In the process penetapanya into the National Park by the government of Indonesia, there are many conflicts that arise originated from not diikutsertakanya local communities / indigenous around the area, especially in the process of defining the boundaries.
- Wisdom and Strategy Center.
- Based BBSNP information about wisdom to know the forestry sector, especially in the field of protection and conservation of nature there are several things including:
1. BBSNP management geared to improve the welfare, build and empower their community around the National Park.
2. Management BBSNP with community-based conservation paradigm implemented by changing the zone function is certain zones.
3. According to the technical policy, BBSNP developed by running and improving function BBSNP region
4. In order to improve the management efforts need strengthening, especially boundary region.
5. In order to achieve the necessary management of the introduction of further efforts to provide information, equating perception and promotion to attract visitors
- Indigenous Peoples.
- Forest management in Indonesia aims to obtain the benefits of magnitude as well as versatile and sustainable for the prosperity of the people.
- Rights and Obligations.
1. Managing forests in the area of law
2. Mempratekkan knowledge, technology and wisdom to manage forests
3. Obtain assistance and facilitation from the government or non-governmental organizations in pemberdayaanya
4. Protection of government or local government
5. Participate in the management and supervision of forest
- Community participation and government.
-Indigenous forests as recognized forestry law is state forest located in the area of indigenous legal community. And the existence allowed:
1. To collect forest products for daily needs of indigenous peoples concerned
2. Conducting pengelelolaan indigenous forests under the applicable law and not in violation of the law
3. Getting empowerment in order to improve the economic security.
- In addition to forest management in the area of customs law, the public can also participate in forest management through community forest management that state forests are reserved or designated by the minister.
- Cover.
- Kelemahaan in the management of which wreaked classic problems that hinder the development of the National Park in Bengkulu and Indonesia in general is the establishment of the National Tama area that does not involve communities around the forest,




INDONESIAN VERSION :
1.      Manusia diciptakan oleh Allah dengan dengan dua kelebihan. Otak untuk berfikir dan qalbu/hati untuk berperasaan. Perangkat internal manusia berupa, otak  yang tersusun dari 1 triliyun sel, dimana 100 milyar diantaranya berperan langsung dalam proses berfikir, dan dilengkapi dengan qalbu, dan perangkat eksternal berupa jasmani, yang mendukung tugas manusia sebagai khalifah di bumi.
2.      Manusia sebagai organisme yang dominan secara ekologik, manusia sebagai makluk pembuat alat, manusia sebagai penyebab evolusi, manusia sebagai makluk perampok dan manusia sebagai makluk pengotor. Maka dari itu semua manusia harus bisa menyeimbangkan antara berfikir dan berperasaan dalam mengeploitasikan lingkungan, karena di semua pembangunan pasti akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Karena dengan kita mampu menyesuaikan 2 unsur berikut, secara langsung maupun tidak langsung kita sudah menjaga kelestarian dari area sekitar pembangunan yang kita bangun
3.      Bedanya kalau motif ekonomi dalam berinteraksi dengan lingkungan, hanya ada upaya pencarian keuntungan sebanyak-banyaknya saja tanpa memperdulikan pelestarian lingkungan. Sedangkan motif  kesejahteraan dan keberkahan dalam berinteraksi dengan lingkungan, motif ini sangat memprioritaskan pelestarian lingkungan.
4.      Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
5.      lmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi.
6.      Kajian lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan, dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Menurut saya perkembangan kajian lingkungan hidup di indonesia lama kelamaan mulai dipengaruhi oleh budaya budaya asing, akan tetapi orang orang indonesia menurut saya sudah mulai menerapkan hidup yang disiplin, hal itu sangat lah mempengaruhi lingkungan hidup, karena hidup yang disiplin akan menimbulkan lingkungan hidup yang nyaman maupun aman menurut saya.
7.       Ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang kedudukan manusia yg pantas dilingkungannya. Sedangkan ekologi adalah ilmu yg mempelajari ttg interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antar makhluk hidup dengan lingkunganya. Perbedaannya terletak pada misi utk mencari pengetahuan menyeluruh ttg alam & dampak perlakuan manusia thdp lingkungannya, guna menimbulkan kesadaran dan tggung jwb dalam pengelolaan lingkungan.

8.      -     Kaitan ekologi dengan politik yaitu Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dengan pergerakan politik, termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial serta untuk mensejahterakan ekonomi yang lebih baik.
-       Kaitan ekologi dengan ekonomi bisa dijelaskan bahwa  bahwa studi ekonomi  yaitu mempelajari tentang bagaimana manusia membuat kehidupan serta Studi ekologi  mempelajari tentang bagaimana tiap binatang dan yang lainnya lainnya membuat kehidupan.
-       Kaitan ekologi dengan antropologi adalahekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
9.      Pendapat saya mengenai pendidikan lingkungan adalah pendidikan lingkungan sangat berperan untuk melestarikan lingkungan karena dengan kita mempunyai pendidikan tentang lingkungan, kita bisa melestarikan dan menjaga lingkungan di sekitar kita.
10.   Pendapat saya mengenai pengetahuan lingkungan adalah dengan kita mempunyai pengetahuan tentang lingkungan, kita dapat mempunyai potensi untuk :
- Mengelola sumber daya alam dengan melakukan pembangunan berkelanjutan
- Melakukan pembangunan berwawasan lingkungan
- Merencanakan, mengatur dan memanfaatkan tata ruang dengan dasar ekologi
- Mencegah, menganalisis dan menanggulangi dampak kegiatan
- Berpikir, bersikap dan bertindak sebagai pembinaan lingkungan.
11.   - Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
- Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidupdengan lingkungannya
- Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan
- pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
12.   Pendapat atau opini dalam studi kasus partisipasi rakyat dalam wilayah adat semende dan TNBBS diatas meliputi :
Penetapan TNBBS.
Kawasan lindung bukit barisan selatan pada awalnya ditetapkan 1935 sebagai suaka marga satwa, melalui Besluit Van der Gouvernour-Generat Van Nederlandesh indie no 48 stbl. 1935 pertama dengan nama SS (Sumatra selatan 1) selanjutnya, pada 1 april 1979 kawasan BBS (bukit barisan selatan) memperoleh status sebagai kawasan alam. Pada tahun 1982 tanggal 14 oktober status kawasan ini dikukuhkan sebagai taman nasional melalui surat pernyataan menteri pertanian , kemudian pada tahun 1997 melalui SK menteri kehutanan 185/Kpts-2/ pada tanggal 31 maret 1997 berganti dengan nama Taman nasional bukit barisan selatan (TNBBS)
Wilayah adat Semende.
Dalam proses penetapanya menjadi kawasan Taman Nasional oleh pemerintahan RI , ada banyak konflik yang timbul berawal dari tidak diikutsertakanya masyarakat local/adat disekitar kawasan, terutama dalam proses penetapan tata batas.
Kebijaksanaan dan Strategi Balai.
Berdasarkan informasi mengenal TNBBS tentang kebijaksanaan sector kehutanan, khususnya bidang perlindungan dan konservasi alam ada beberapa hal diantaranya:
1.       pengelolaan TNBBS diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan ,membangun dan memberdayakan masarakat sekitar Taman Nasional.
2.       Pengelolaan TNBBS dengan paradigm konservasi berbasis masyarakat dilaksanakan dengan merubah funsi zona zona tertentu.
3.       Sesuai kebijakan teknis tersebut , TNBBS dikembangkan dengan menjalankan dan menigkatkan fungsi kawasan TNBBS
4.       Dalam rangka meningkatkan pengelolaan diperlukan upaya-upaya pemantapan kawasan terutama tata batas.
5.       Dalam rangka mencapai pengelolaan diperlukan upaya pengenalan lanjut  pemberian informasi, penyamaan presepsi dan promosi untuk menarik minat pengunjung
Masyarakat Hukum Adat.
Pengurusan hutan di Indonesia bertujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar besarnya serta serbaguna dan lestari untuk kemakmuran rakyat.
Hak dan Kewajiban.
1.       Mengelola hutan dalam wilayah hokum
2.       Mempratekkan pengetahuan, teknologi dan kearifan dalam mengelola hutan
3.       Memperoleh pendampingan dan fasilitasi dari pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaanya
4.       Perlindungan dari pemerintah atau pemerintah daerah
5.       Berpatisipasi dalam pengurusan dan pengawasan hutan
Pastisipasi masyarakat dan pemerintah.
Hutan adat sebagaimana yang diakui undang-undang kehutanan adalah hutan Negara yang berada dalam wilayah masyarkat hokum adat. Dan dengan keberadaanya diperbolehkan:
1.       Melakukan pemungutan hasil hutan untuk kebutuhan sehari hari masyarakat adat yang bersangkutan
2.       Melakukan kegiatan pengelelolaan hutan berdasarkan hokum adat yang berlaku dan tidak bertentagan dengan undang undang
3.       Mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraanya.
Selain melakukan pengelolaan hutan di wilayah hokum adat, masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam pengelolaan hutan melalui pengelolaan hutan kemasyarakatan yaitu hutan Negara yang dicadangkan atau ditetapkan oleh menteri.
Penutup.
Kelemahaan dalam pengelolaan yang selanjutnya menimbulkan permasalahan klasik yang menghambat pengembangan Taman Nasional di Bengkulu dan Indonesia secara umum adalah penetapan kawasan Tama Nasional yang tidak melibatkan masyarakat disekitar hutan,