Rabu, 01 Oktober 2014

Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kestabilan enzim xilanase dari trichoderma viride


Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kestabilan enzim xilanase dari trichoderma viride

Nama : JALIL AHMAD
NIM : 41614010010

MUHAMMAD EDI SUKMANA, SUTRISNO*, ANNA ROOSDIANA
Vol 2, No 1 (2014)
http://kimia.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jikub/article/view/487/191


ABSTRAK
Enzim xilanase merupakan protein yang mempunyai kestabilan pada keadaan tertentu. Enzim xilanase diisolasi dari Trichoderma virideyang dimurnikan dengan pengendapan fraksi 40-80% menggunakan amonium sulfat dan dialisis. Enzim xilanase hasil pemurnian disimpan pada suhu 30, 40, 50, 60, dan 700C selama 0, 5, 10, 15, 20 dan 25 jam. Aktivitas enzim ditentukan dengan mereaksikan xilan 1% dengan 1 mL enzim hasil pemurnian selama 50 menit pada suhu 600C dan gula pereduksi yang dihasilkan direaksikan dengan reagen DNS dan ditentukan dengan metode spektrofotometriKata kunci: Aktivitas Xilanase, Suhu, Waktu Penyimpanan Xilan,

PENDAHULUAN
Enzim merupakan biopolimer yang berperan sebagai katalis hayati dalam reaksi reaksi biokimia yang terjadi dalam sel mahluk hidup. Xilanase adalah kelompok enzim yang memiliki kemampuan menghidrolisis hemiselulosa (xilan) menjadi xilosa. Enzim xilanase pada saat ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan gula xilosa, proses bleaching pada pembuatan kertas, campuran makanan ternak, dan juga digunakan untuk industri makanan dan minuman. enzim kestabilan enzim xilanase dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu, pH, dan zat penghambat atau inhibitor.
METODE PENELITIAN
Bahan dan alat :
Yaitu : Asam oleat, glukosa anhidrat, buffer asetat pH 5, reagen DNS, xilan, amonium sulfat, HCl (Merck), BaCl2(Merck). Bahan-bahan mikrobiologi yang  digunakan antara lain adalah kentang, pepton, tepung agar, dextrosa. Serta bahan lain adalah klobot jagung dan akuades. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas, jarum ose, pengaduk magnet, neraca analitik, inkubator , pH meter (Inolab WTW), penangas air (Wemmert W 200), autoklaf  (All, American Model 20X), shaker (Edmund Buhler SM 25 24B), sentrifugase dingin (Juan MR 1889), pemanas listrik (Janke-Kunkel), dan Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu Model 160A double beam).

Produksi Enzim Xilanase
T. viride yang ditumbuhkan dalam media padat miring selama 144 jam (pH 5 dan  300C) disuspensikan ke dalam 10 mL akuades steril menggunakan jarum ose. Suspensi  diambil sebanyak 2 mL dan ditanam pada 13 mL media cair steril. Dikocok dengan shaker kecepatan putar 100 rpm pada temperatur ruang selama 36 jam. Inokulum yang mengandung  T. viride ditumbuhkan dalam 150 mL media pertumbuhan pada temperatur kamar dengan kecepatan 100 rpm hingga jam ke-60


Penentuan Aktivitas Xilanase
Penentuan aktivitas xilanase dilakukan dengan cara mereaksikan 1 mL substrat xilan 1% (b/v) dengan 1 mL enzim, 1 mL buffer asetat pH 5 dan 1 mL akuades. Campuran diinkubasi pada temperatur 60oC selama 50 menit dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 15 menit, lalu didinginkan dengan air mengalir. Setelah dingin ditambahkan 2 mL reagen DNS dan dipanaskan pada 100°C selama 15 menit kemudian didinginkan dengan air mengalir. Larutan yang dihasilkan diukur serapannya pada panjang gelombang 495 nm.

Penentuan Kestabilan Aktivitas Enzim Berdasarkan Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan
Enzim hasil pemurnian dipipet 1 mL dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi ukuran 5 mL dan tutup tabung di tutup dengan alumunium foil. Enzim hasil pemurnian disimpan dalam oven dengan variasi suhu (30, 40, 50, 60, 70)oC selama (0, 5, 10, 15, 20, 25) jam selanjutnya enzim ditentukan aktivitasnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kestabilan xilanase dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengaruh pH dan pengaruh suhu.
2. Protease adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis protein. Mengingat xilanase adalah protein maka semakin aktif protease, xilanase semakin mudah rusak
3. Enzim protease memiliki suhu optimum 35oC [6], sehingga pada suhu 40oC semakin lama penyimpanan akan menyebabkan enzim xilanase semakin banyak yang terdegradasi sehingga aktivitas enzim pada penyimpanan 40oC lebih rendah dari penyimpanan suhu 30oC.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dap­­­­at diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Xilanase paling stabil pada penyimpanan suhu 600 C.
2. Waktu penyimpanan semakin lama aktivitas xilanase semakin menurun. Pada suhu 30, 50 dan 600C xilanase stabil sampai 25 jam. Pada suhu 400C stabil sampai penyimpanan 20 jam. Pada suhu 70% stabil sampai penyimpanan 15 jam.


DAFTAR PUSTAKA ­­­­
¨ 1. Muawanah, A., 2006, Produksi Enzim Xilanase Termostabil Thermomyces lanuginosus
¨ IFO 150 pada Bagasse Tebu, Tesis IPB, Bogor.
¨ 2. Richana, N., 2002, Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam Pengembangan
¨ Bioindustri di Indonesia, Buletin AgroBio, No. 1, Vol. 5, Hal. 29-36
¨ 3. Budiman, A., dan Setiawan S., 2010, Pengaruh Konsentrasi Substrat, Lama Inkubasi
¨ dan pH dalam Proses Isolasi Enzim Xilanase dengan Menggunakan Media Jerami Padi,
¨ Universitas Diponegoro, Semarang.
¨ 4. Winarno, F.G. 1986. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia.
¨ 5. Simkovic. M., A. Kurucova., M. Hunova., L. Varecka,2008, Induction of Secretion of
¨ Extracellular Proteases from Trichoderma viride, Acta Chimica Slovaca, Vol.1: 250 –
¨ 264.
¨ 6. Dondin Sajuthi, Irma Suparto, Yanti, dan Willy Praira, 2010, Purifikasi dan Pencirian


Tidak ada komentar:

Posting Komentar