Pengaruh
suhu dan lama penyimpanan terhadap kestabilan enzim xilanase dari
trichoderma viride
Nama
: JALIL AHMAD
NIM
: 41614010010
MUHAMMAD
EDI SUKMANA, SUTRISNO*, ANNA ROOSDIANA
Vol 2, No 1 (2014)
http://kimia.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jikub/article/view/487/191
ABSTRAK
Enzim
xilanase merupakan protein yang mempunyai kestabilan pada keadaan tertentu.
Enzim xilanase diisolasi dari Trichoderma virideyang dimurnikan dengan
pengendapan fraksi 40-80% menggunakan amonium sulfat dan dialisis. Enzim
xilanase hasil pemurnian disimpan pada suhu 30, 40, 50, 60, dan 700C selama 0,
5, 10, 15, 20 dan 25 jam. Aktivitas enzim ditentukan dengan mereaksikan xilan
1% dengan 1 mL enzim hasil pemurnian selama 50 menit pada suhu 600C dan gula
pereduksi yang dihasilkan direaksikan dengan reagen DNS dan ditentukan dengan
metode spektrofotometriKata kunci: Aktivitas Xilanase, Suhu, Waktu Penyimpanan
Xilan,
PENDAHULUAN
Enzim merupakan biopolimer
yang berperan sebagai katalis hayati dalam reaksi reaksi biokimia yang terjadi
dalam sel mahluk hidup. Xilanase adalah kelompok enzim yang memiliki kemampuan
menghidrolisis hemiselulosa (xilan) menjadi xilosa. Enzim xilanase pada saat
ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan gula xilosa, proses bleaching pada
pembuatan kertas, campuran makanan ternak, dan juga digunakan untuk industri
makanan dan minuman. enzim kestabilan enzim xilanase dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya suhu, pH, dan zat penghambat atau inhibitor.
METODE
PENELITIAN
Bahan dan alat :
Yaitu : Asam oleat, glukosa
anhidrat, buffer asetat pH 5, reagen DNS, xilan, amonium sulfat, HCl (Merck),
BaCl2(Merck). Bahan-bahan mikrobiologi yang digunakan
antara lain adalah kentang, pepton, tepung agar, dextrosa. Serta bahan lain
adalah klobot jagung dan akuades. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seperangkat alat gelas, jarum ose, pengaduk magnet, neraca analitik,
inkubator , pH meter (Inolab WTW), penangas air (Wemmert W 200), autoklaf (All,
American Model 20X), shaker (Edmund Buhler SM 25 24B), sentrifugase dingin
(Juan MR 1889), pemanas listrik (Janke-Kunkel), dan Spektrofotometer UV-Vis
(Shimadzu Model 160A double beam).
Produksi
Enzim Xilanase
T. viride yang ditumbuhkan
dalam media padat miring selama 144 jam (pH 5 dan 300C)
disuspensikan ke dalam 10 mL akuades steril menggunakan jarum ose. Suspensi diambil
sebanyak 2 mL dan ditanam pada 13 mL media cair steril. Dikocok dengan shaker kecepatan
putar 100 rpm pada temperatur ruang selama 36 jam. Inokulum yang mengandung T.
viride ditumbuhkan dalam 150 mL media pertumbuhan pada temperatur kamar dengan
kecepatan 100 rpm hingga jam ke-60
Penentuan
Aktivitas Xilanase
Penentuan aktivitas xilanase dilakukan dengan cara
mereaksikan 1 mL substrat xilan 1% (b/v) dengan 1 mL enzim, 1 mL buffer asetat
pH 5 dan 1 mL akuades. Campuran diinkubasi pada temperatur 60oC selama 50 menit
dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 15 menit, lalu didinginkan dengan
air mengalir. Setelah dingin ditambahkan 2 mL reagen DNS dan dipanaskan pada
100°C selama 15 menit kemudian didinginkan dengan air mengalir. Larutan yang
dihasilkan diukur serapannya pada panjang gelombang 495 nm.
Penentuan
Kestabilan Aktivitas Enzim Berdasarkan Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan
Enzim hasil pemurnian dipipet 1 mL dan dipindahkan ke
dalam tabung reaksi ukuran 5 mL dan tutup tabung di tutup dengan alumunium
foil. Enzim hasil pemurnian disimpan dalam oven dengan variasi suhu (30, 40,
50, 60, 70)oC selama (0, 5, 10, 15, 20, 25) jam selanjutnya enzim ditentukan
aktivitasnya.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Kestabilan xilanase
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengaruh pH dan pengaruh suhu.
2. Protease adalah enzim
yang mengkatalisis reaksi hidrolisis protein. Mengingat xilanase adalah protein
maka semakin aktif protease, xilanase semakin mudah rusak
3. Enzim protease memiliki
suhu optimum 35oC [6], sehingga pada suhu 40oC semakin lama penyimpanan akan
menyebabkan enzim xilanase semakin banyak yang terdegradasi sehingga aktivitas enzim
pada penyimpanan 40oC lebih rendah dari penyimpanan suhu 30oC.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Xilanase paling stabil
pada penyimpanan suhu 600 C.
2. Waktu penyimpanan semakin
lama aktivitas xilanase semakin menurun. Pada suhu 30, 50 dan 600C xilanase stabil sampai 25 jam.
Pada suhu 400C stabil sampai penyimpanan 20 jam. Pada suhu 70% stabil sampai penyimpanan 15 jam.
DAFTAR
PUSTAKA
¨ 1.
Muawanah, A., 2006, Produksi Enzim Xilanase Termostabil Thermomyces lanuginosus
¨ IFO
150 pada Bagasse Tebu, Tesis IPB, Bogor.
¨ 2.
Richana, N., 2002, Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam Pengembangan
¨ Bioindustri
di Indonesia, Buletin AgroBio, No. 1, Vol. 5, Hal. 29-36
¨ 3.
Budiman, A., dan Setiawan S., 2010, Pengaruh Konsentrasi Substrat, Lama
Inkubasi
¨ dan
pH dalam Proses Isolasi Enzim Xilanase dengan Menggunakan Media Jerami Padi,
¨ Universitas
Diponegoro, Semarang.
¨ 4.
Winarno, F.G. 1986. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia.
¨ 5.
Simkovic. M., A. Kurucova., M. Hunova., L. Varecka,2008, Induction of Secretion
of
¨ Extracellular
Proteases from Trichoderma viride, Acta Chimica Slovaca, Vol.1: 250 –
¨ 264.
¨ 6.
Dondin Sajuthi, Irma Suparto, Yanti, dan Willy Praira, 2010, Purifikasi dan
Pencirian